Tuesday, April 3, 2012

Ittaqillaah..washbiriy..


Tabah tabah tabah..

Fahamilah diri, fahamilah bahawa yang dinamakan sabar itu adalah sabar saat pukulan yang pertama..bukan setelah menyemburkan semua rasa pada perlakuan yang mengikut telunjuk hawa nafsu..Serapkanlah kata-kata ar-rosuul shallallaahu 'alayhi wa sallam ini,,Ittaqillaah.. washbiriy..

Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata:

مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ عِنْدَ قَبْرٍ وَهِيَ تَبْكِي فَقَالَ لَهاَ: اِتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِي. فَقَالَتْ: إِلَيْكَ عَنِّي, فَإِنَّكَ لَمْ تُصِبْ بِمُصِيْبَتِي، قَالَ: وَلَمْ تَعْرِفْهُ. فَقِيْلَ لَهاَ: هُوَ رَسُوْلُ اللهِ, فَأَخَذَهاَ مِثْلَ الْمَوْتِ. فَأَتَتْ بَابَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَابَيْنِ. فَقَالَتْ: يَارَسُوْلَ اللهِ, إِنِّي لَمْ أَعْرِفْكَ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َإِنَّ الصَّبْرَ عِنْدَ أَوَّلِ الصَّدْمَةِ.

“Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melewati seorang wanita yang tengah berada di kuburan sambil menangis, lalu beliau berkata kepadanya, ‘Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah engkau.’ Wanita itu menjawab, ‘Diamlah dan biarkanlah aku begini, karena engkau belum tertimpa musibah seperti musibah yang menimpaku.’ Anas berkata, ‘Wanita tersebut tidak mengetahui siapa yang menegurnya. Lalu diberitakan kepadanya bahwa yang menegurnya tadi adalah Rasulullah, maka ia sangat terkejut. Kemudian ia mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan saat itu tidak menemukan penjaga pintunya, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak mengetahui yang menegurku tadi adalah engkau.’ Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab dengan sabdanya, ‘Sesungguhnya sabar itu pada saat benturan yang pertama.’

Muttafaq ‘alaih: Shahiih Muslim (II/637, no. 262 (15)) dan ini adalah lafazh-nya, Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari (III/148, no. 1283), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud (VIII/395, no. 3108))
[Disalin dari: almanhaj.or.id]

dan saya quote lagi dari sini:

~Dan perlu diketahui bahwa kesedihan, kegelisahan dan kejemuan serta perasaan tertekan tidak dapat merubah taqdir Allah sedikitpun, maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang Mu’min yang tertimpa musibah adalah bersabar agar pahalanya tidak hilang. Sebabnya jika ia tidak bersabar pada benturan (pukulan) pertama itu maka pada benturan-benturan selanjutnya ia pasti akan bersabar, namun celakanya kesabarannya itu tidak mendatangkan pahala baginya. Orang bijak berkata: “Orang yang berakal akan bersikap sabar pada hari pertama saat musibah datang, sedangkan orang bodoh akan bersikap sabar pada hari ketujuh setelah musibah itu terjadi.”~

~Sesungguhnya keyakinan seorang hamba Allah bahwa kemenangan dapat dicapai dengan sikap sabar, bahwa setelah penderitaan akan datang kebahagiaan, bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan, akan menambah kekuatan sikap sabar pada dirinya dalam menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang mengandung arti seperti ini, yang mana keyakinan seperti ini memiliki pengaruh yang amat besar untuk menambah kemantapan jiwa dalam menghadapi kehidupan duniawi, Allah Subhaanahu Wata'aala berfirman:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Asy-Syarh: 5-6).~

Ini selalu mengingatkan diri pada kalam seorang ibu...

Kalam ibu yang membuai hati, yang memancing rindu....yang sering dimulakan dengan..'Kakak kena ingat...yang bernama ujian itu bersifat sementara, lepas diuji, akan datang kemudahan,,macam ni lah hidup, ujian dan kemudahan datang silih berganti..'

Allah jalla wa 'ala jualah yang mengetahui segala rahsiaNya..tabah..ya, tabah wahai hamba ar-Rahmaan..